1. Pengertian Metode Konvensional
Menurut
Ruseffendi (2005: 17), dalam metode konvensional, guru merupakan atau dianggap
sebagai gudang ilmu, guru bertindak otoriter, guru mendominasi kelas. Guru
mengajarkan ilmu, guru langsung membuktikan dalil-dalil, guru membuktikan
contoh-contoh soal. Sedangkan murid harus duduk rapih mendengarkan, meniru
pola-pola yang diberikan guru, mencontoh cara-cara si guru menyelesaikan soal.
Murid bertidak pasif. Murid-murid yang kurang memahaminya terpaksa mendapat
nilai kurang/jelek dan karena itu mungkin sebagian dari mereka tidak naik
kelas.
Dalam pembelajaran metode konvensional ditandai dengan
ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.
Sejak dahulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah
secara lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Pembelajaran konvensional
(tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih
mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan
berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada
guru.
Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari
rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan,
tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode
atau model pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah
maupun metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing yang saling melengkapi satu sama lain.
Menurut
Gilstrap dan Martin (dalam Setyawan, 2011) ceramah berasal dari bahasa latin
yaitu Lecturu, Legu (Legree, Lectus) yang berati membaca
kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru
menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran
dengan penggunaan buku.
Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah
seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru
maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah
sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada
peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru
dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio
visual lainnya. Definisi lain ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa
latin) yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru
menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran
dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method atau metode
ceramah.
Definisi metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan
diaplikasikan tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan
jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi dalam problematika saat ini.
Metode ceramah dalam proses belajar mengajar sesungguhnya
tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini dikarenakan model
pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas terdiri dari beberapa jenis, yang
nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang
menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan
mendongeng.
2. Langkah-langkah
Metode Konvensional
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode
konvensional adalah sebagai berikut (FTK, 2011: 26):
a. Guru memberikan apersepsi terhadap siswa dan
memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang diajarkan
b. Guru memberikan motasi
c. Guru menerangkan bahan ajar secara
verbal
d. Guru memberikan contoh-contoh
Sebagai iliustrasi dari apa yang sedang diterangkan dan juga
untuk memperdalam pengertian, guru memberikan contoh langsung seperti benda,
orang, tempat, atau contoh tidak langsung, seperti model, miniatur, foto,
gambar di papan tulis dan sebagianya.
Contoh-contoh tersebut sedapat mungkin diambil dari
lingkungan kehidupan sehari-hari siswa-siswi. Apalagi jika contoh-contoh
tersebut diminta dari siswa-siswi tertentu yang sudah dapat menangkap inti
persoalan.
e. Guru memberikan kesempatan untuk siswa
bertanya dan menjawab pertanyaannya
f. Guru memberikan tugas kepada siswa yang
sesuai dengan materi dan contoh soal yang telah diberikan
g. Guru mengkonfirmasi tugas yang telah
dikerjakan oleh siswa
h. Guru menuntun siswa untuk menyimpulkan
inti pelajaran
1) Setelah memaparkan beberapa contoh, diberikan
kesempatan pada siswa-siswi untuk membuat kesimpulan dan generalisasi mengenai
masalah-masalah pokoknya dalam bentuk rumusan, kaidah atau prinsip-prinsip
umum.
2) Guru memberikan tanggapan-tanggapan terhadap
kesimpulan siswa yang dapat berupa penyempurnaan, koreksi dan penekanan.
3) Guru memberikan kesimpulan final dalam
rumusan yang sejelas-jelasnya.
i. Mengecek pengertian atau
pemahaman siswa
Pada akhir pengajaran, guru mengecek pemahaman siswa atas
pokok persoalan yang baru dibicarakan dengan berbagai cara, misalnya:
1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai pokok persoalan;
2) Menyeluruh siswa membuat
ikhtisar/ringkasan;
3) Menyeluruh siswa
menyempurnakan/membatalkan pertanyaan-pertanyaan (statement) yang dikemukakan
guru mengenai bahan yang telah diajarkan;
4) Menyeluruh siswa mencari
contoh-contoh sendiri;
5) Menugaskan siswa
mendemonstrasikan/mempergunakan sebagian bahan pengajaran.
3. Kelebihan dan
Kelemahan Metode Konvensional pada Pembelajaran
Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar
mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari metode ceramah adalah sebagai
berikut:
1.
Guru mudah menguasai kelas.
2.
Mudah
mengorganisasikan tempat duduk/kelas.
3.
Dapat diikuti
oleh jumlah siswa yang besar.
4.
Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5.
Guru mudah
menerangkan pelajaran dengan baik.
6.
Lebih ekonomis
dalam hal waktu.
7.
Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman,
pengetahuan dan kearifan.
8.
Dapat
menggunakan bahan pelajaran yang luas
9.
Membantu siswa
untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
10.
Jika digunakan
dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan
belajar siswa dalam bidang akademik.
11.
Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain
Kelemahan
metode ceramah adalah sebagai berikut:
1. Siswa yang bertipe visual menjadi
rugi, dan hanya siswa yang bertipe auditif
(mendengarkan) yang benar-benar menerimanya.
2. Mudah membuat siswa menjadi
jenuh
3.
Keberhasilan
metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya.
4.
Siswa cendrung menjadi pasif dan guru yang menjadi aktif (teacher centered)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar