Social Icons

Senin, 09 Desember 2013

Perbanyakan Tanaman Jeruk (Citrus Sp.) Secara Vegetatif Dengan Teknik Okulasi Di Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru


I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Jeruk (Citrus sp.) merupakan salah satu buah unggulan nasional. Komoditas ini memegang peran strategis dalam perdagangan produk pertanian khususnya buah-buahan di Indonesia. Peranan jeruk sebagai tanaman Holtikultura semakin hari semakin terasa pentingnya bagi petani, karena nilainya ekonomis. Selain itu jeruk juga merupakan bahan pelengkap utama dalam menunjang gizi keluarga sehari-hari karena jeruk banyak mengandung vitamin C. Setiap 100 g jeruk mengandung energi 28.00 kal, protein 0,5 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 7,20 g, dan vitamin C 500-1.000 g (Prahasta dan Arief, 2009).
Indonesia memiliki  luas perkebunan jeruk seluas  44641 Ha dan  Riau khususnya memiliki luas perkebunan jeruk seluas 1829 Ha. Pemenuhan kebutuhan jeruk dalam jumlah yang besar membutuhkan pengembangan teknologi produksi yang optimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memenuhi kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan produksi tanaman jeruk antara lain: tersedianya bibit unggul, pemilihan lokasi lahan, persiapan lahan, sanitasi jalan, pemangkasan, pengairan, pemupukan, pengendalian organisme penggaggu tanaman dan pemanenan (Prahasta dan Arief, 2009).

1.2  Tujuan Praktek Lapang
Praktek Lapangan ini bertujuan untuk mempelajari teknik perbanyakan tanaman Jeruk dengan cara okulasi.

1.3  Manfaat Praktek Lapang
  1. Sebagai pengalaman kerja tentang sistem perbanyakan tanaman Jeruk secara okulasi.
  2. Memberikan wawasan informasi kepada pembaca tentang perbanyakan tanaman Jeruk dengan cara vegetatif (okulasi).
  3. pengembangan ilmu pada kondisi yang sesungguhnya.



II.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi Tanaman Jeruk (Citrus sp.)
2.1.1 Taksonomi
Tanaman jeruk mempunyai nama botani Citrus sp. Tanaman ini, jika diklasifikasikan termasuk kelas tanaman biji berkeping dua. Klasifikasi tanaman jeruk adalah sebagai berikut.
Kingdom         : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (berpembuluh)
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Rutales
Keluarga          : Rutaceae
Genus              : Citrus
Spesies            : Citrus sp.

2.1.2 Akar
            Ujung akar selalu terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah dan merupakan titik tumbuh akar jeruk. Keadaan sel akar ini sangat lembut, sehingga mudah sekali rusak kalau menembus tanah yang keras dan padat. Ujung akar terlindungi oleh tudung akar (calyptra), yang bagian luarnya berlendir, sehingga ujung akar mudah menembus tanah. Bagian luar tudung akar ini cepat rusak (aus), tetapi di dalamnya selalu ditumbuhi oleh sel-sel baru lagi. Di belakang titik tumbuh, sel-sel terbagi-bagi di bagian luarnya yang akan menjadi kulit luar. Tepat dibawah kulit luar ada kulit pertama dan ditengah-tengahnya merupakan pusat yang disebut empulur. Epidermis (kulit luar) terdiri dari susunan sel-sel dan di antara sel-sel itu tidak terdapat celah-celah, sebab sel-sel ini saling berhimpit (Suhaeni, 2008).

2.1.3 Batang
Batang tanaman jeruk mempunyai bermacam-macam warna, tergantung jenisnya. Ada yang berwarna hitam kecoklatan, tetapi ada juga yang percabangan dan rantingnya berwarna putih kehijauan. Semua jenis jeruk batangnya banyak ditumbuhi mata tunas. Kulit batangnya ada yang terlihat agak kasar dan berduri. Tetapi, ada juga yang permukaan kulitnya halus. Tinggi batang mencapai 5-15 meter (Suhaeni, 2008).

2.1.4 Daun
Daun jeruk berwarna hijau tua dan terkesan tebal. Jika diremas akan mengeluarkan aroma harum sesuai jenis jeruknya. Daun jeruk terdiri atas dua bagian, yaitu lembaran daun besar dan kecil. Lembaran daun kecil terletak dekat dengan tangkai daun. Tetapi ada juga daun yang tidak mempunyai lembaran kecil. Tulang daunnya berbentuk menyirip beraturan, tetapi ada juga berselang-seling seperti citrus sinensis dan citrus paradisi. Bentuk fisik daun oval, meruncing, tetapi ada juga yang oval tumpul (Suhaeni, 2008).

2.1.5 Bunga
Tanaman jeruk pada umumnya bisa berbunga setiap waktu. Frekuensinya bisa mencapai 3-4 kali dalam setahun. Bunga tanaman jeruk kebanyakan berbentuk majemuk dalam satu tangkai dan setiap kuntum bunga berkelamin dua jenis. Bunga muncul dari ketiak-ketiak daun atau pucuk-pucuk ranting masih muda. Bunga jeruk biasanya berbau harum karena banyak mengandung nectar (madu) (Suhaeni, 2008).

2.1.6 Buah
Buah jeruk ada yang berbentuk bulat, oval, dan lonjong sedikit memanjang. Kulit buah ada yang tebal dan ulet, tetapi ada juga yang tipis dan mudah dikupas. Buah jeruk banyak mengandung vitamin C dan A. Selain itu buah jeruk juga merupakan bahan pelengkap utama dalam menunjang gizi keluarga sehari-hari (Suhaeni, 2008).

2.2 Syarat Tumbuh
Jeruk tidak menuntut lingkungan yang spesifik karena dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, dataran tinggi maupun dataran rendah, bahkan pada kondisi tanah yang kering. Pohon jeruk termasuk pohon yang mudah tumbuh. Pohon ini dapat tumbuh di sembarang tempat, baik di tanah yang gembur, tanah berpasir maupun tempat pembuangan sampah. Tanah dengan tekstur berat atau grumosol masih dapat ditanami jeruk asalkan pengolahan tanah dilakukan secara baik. Selain pemilihan tempat tumbuh yang tepat, upaya memberikan pemupukan dengan dosis yang tepat, pengairan yang tepat, dan pembasmian hama serta penyakit yang menyarang pohon lain, merupakan cara untuk menghasilkan produksi yang optimal (Prahasta, 2009).

2.3 Jenis-jenis Tanaman Jeruk (Citrus sp.)
2.3.1 Jeruk Besar
Jeruk besar berasal dari daerah kepulauan Polynesia sampai semenanjung Malaka. Jeruk besar dapat tumbuh dengan baik di antara rendah hingga ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Jenis jeruk ini lebih menyukai daerah yang permukaan air tanahnya dalam dan tidak tergenang air.
Pohon jeruk besar relatif tinggi, yakni antara 6-12 meter. Batangnya yang masih muda berduri, tetapi setelah tua duri-durinya menjadi lapuk. Jeruk besar mempunyai bunga majemuk yang terletak pada ujung cabang, berbau harum, Daun pelindung agak besar, kelopak daun berbentuk cawan dan bulat. Tajuk bunganya ada 5-6 lembar, benang sarinya berjumlah sekitar 20. Buah jeruk besar sesuai namanya, daging buahnya sedikit mengandung air, bewarna merah muda, rasanya manis tetapi ada juga yang asam.
Setiap pohon jeruk besar dapat menghasilkan buah sebanyak 200 buah dalam satu musim. Waktu pembentukan bunga sampai buah masak membutuhkan waktu sekitar 7-8 bulan (Suhaeni, 2008).

2.3.2 Jeruk Nipis
Jeruk nipis berasal dari Indonesia. Jeruk nipis dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dengan pH 5,5-6. Ketinggian jeruk nipis berkisar antara 1,5-5 meter. Ranting-rantingnya berduri pendek, kaku, dan tajam. Daun selang-seling, berbentuk jorong sampai bundar, dan berukuran (4-8)cm x (2-5)cm. Pinggiran daunnya bergerigi kecil dan tangkai daunnya bersayap sempit. Bunga jeruk nipis berbentuk tandan pendek, berada diketiak daun pada pucuk yang baru merekah. Jumlah bunga pertandan sekitar 1-10 kuntum. (Sarwono, 2001).
2.3.3 Jeruk Siam
Batang jeruk siam pada umum nya mempunyai tinggi antara 2,5-3 m. Kebanyakan jeruk siam memiliki bentuk daun yang bisa dibedakan dari jeruk lainnya. Bentuk daunnya oval dan berukuran sedikit lebih besar dari jeruk besar. Ukuran daunnya sekitar 7,8 cm x 3,9 cm dan memiliki sayap daun kecil yang berukuran sekitar 0,8 cm x 0,2 cm. Ujung daunnya sedikit berbelah sedangkan bagian pangkalnya meruncing.
Jeruk siam mempunyai ciri khas: kulit buahnya tipis (sekitar 2 mm), permukaannya halus, licin, mengilap, dan menempel lekat pada daging buahnya. Terpenting dari semua itu adalah daging buahnya lunak dengan rasa manis dan harum (Pracaya, 2004).

2.3.4 Jeruk Manis
Pohon jeruk manis bisa mencapai ketinggian 6-10 m. Mempunyai duri yang kuat, ranting yang muda bersudut dan biasanya berduri, bercabang rendah, tajuk pohon bulat dan kerimbunannya sedang. Pada mulanya cabang muda pipih bersudut, warna hijau tua, suram dan tidak begitu mengilat, halus tidak berbulu. Sesudah tua cabang berubah bentuk menjadi bulat (silindris) dengan retak-retak halus yang kadang-kadang mempunyai duri panjang warna hijau tua yang terletak didalam sudut tangkai daun (ketiak).
Pohon jeruk mempunyai akar tunggang (bercabang besar, panjang), akar serabut (bercabang pendek kecil), dan mempunyai beberapa akar serabut. Akar tunggang bila mencapai tanah keras atau tanah yang terendam air akan berhenti. Namun, bila tanahnya gembur bisa mencapai 4 m. Makin banyak unsur hara didalam tanah, akar lebih bebas menembus tanah. Akar cabang yang mendatar bisa mencapai 6-7 m.
Daun berbentuk bulat telur (elips), panjangnya lebih kurang 5-15 cm dan lebar 2-8 cm. ujungnya sedikit meruncing, sedikit tumpul dan biasanya sedikit berlekuk. Bagian tepi daun kadang-kadang bergerigi halus, tidak berbulu pada permukaannya. Daun bagian atas berwarna hijau tua mengilat dengan titik-titik kuning muda, sedangkan permukaan bagian bawah berwarna hijau muda sampai hijau kekuningan kusam dengan titik-titik hijau tua. Daun jeruk apabila dimemarkan akan mengeluarkan bau harum cirri khas jeruk. Tulang daun bagian tengah bila dilihat dari bawah berwarna hijau muda, mempunyai cabang berjumlah 7-15 pasang. Tangkai daun pendek, setengah bulat, bagian bawah berwarna hijau muda (hijau kekuningan), bagian atas datar dengan alur, berwarna hijau tua, mempunyai sayap daun yang bentuknya bulat telur terbalik memenjang, panjang 0,5-3,5 cm dan 0,2-1,5 cm.
Bunga tumbuh pada pada ketiak daun, tunggal atau dalam rangkaian. Berbau sangat harum, bila membuka penuh garis tengahnya 2-3 cm, kelopak berbentuk mangkuk bergaris tengah 0,4-0,5 cm tegar. Dari luar berwarna putih hijau kekuningan atau putih kekuningan dengan binti-bintik kelejer kuning muda, dari dalam warna putih. Mahkota bunga biasanya berjumlah 5 helai, warnanya putih atau putih kekuningan, berbentuk bulat telur, memenjang, bagian tengah menyempit dan ujungnya tumpul atau meruncing, tidak berbulu atau berbulu pendek, dari luar kelihatan dan bintik-bintik kuning muda yang tersebar, panjang mahkota 1-2 cm dan lebar 0,5-0.7 cm.
Benang sari berjumlah 20-30 buah , tangkai benang sari warna putih tidak berbulu. Bagian yang lepas panjangnya lebih kurang 0,7-1 cm. Kepala benang sari memanjang (2 buah), berwarna kuning belerang. Bakal buah berbentuk bulat, berwarna hijau kekuningan mengilat , tidak berbulu, berbintik hijau bergaris tengah 2-2,5 mm. tangkai putik panjang, berwarna putih kehijauan, tidak berbulu. Kepala putik berbentuk bulat , berwarna kekuningan, dan putik cepat gugur.
Buah jeruk manis berukuran besar , tangkainya kuat bentuk buah bulat, bulat lonjong, atau bulat rata dengan bagian dasar bulat, ujungnya bulat atau papak, berdiameter 4-12 cm . Buah yang telah masak berwarna oranye, kuning, atau hijau kekuningan  berbau sedikit harum, agak halus, tidak berbulu , kusam, dan sedikit mengilat. Ketebalan kulit buah 0,3-0.5 cm, dari tepi berwarna kuning atau oranye tua dan makin ke dalam berwarna putih kekuningan sampai putih, berdaging, dan kuat melakat pada dinding buah. Jumlah segmen 8-13 buah mengelilingi sumbu yang kuat. Kelopak buah berbentuk seperti bintang dengan 3-6 segmen berbentuk segitiga, berdiameter 1-1,5 cm. Biji buah jeruk manis sangat bervariasi jumlahnya dari tidak berbiji sampai berbiji banyak. Warna biji putih atau putih keabuan.  Biji berbentuk bulat telur, yang satu berujung tumpul dan ujung lainnya lebih lebar. Biji bersifat poliembrional, embrio berwarna putih (Pracaya, 2004).

2.4 Perbanyakan Vegetatif
2.4.1 Perbanyakan Secara Okulasi
Okulasi adalah penempelan mata tunas tanaman lain kepada batang muda dan dari varietas yang sama, atau antara varietas dalam spesies. Dengan okulasi sifat-sifat baik dari kedua tanaman (batang bawah dan mata tunas dari batang lain disatukan). Perbanyakan secara okulasi ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematode (Rahardja, 2004).
Syarat-syarat tanaman batang bawah, yaitu: (1) Mempunyai pertumbuhan yang baik dan perakaran yang kuat, (2) Tahan terhadap kekurangan dan kelebihan air, (3) Berasal dari tanaman yang subur serta tahan terhadap penyakit sehingga dapat hidup bersama (compatible), (4) jenis Jeruk ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu penyebaran akar dalam tanah cukup luas, baik secara lateral maupun vertical, (5) Mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap kekeringan.
Penyemaian dan pemeliharaan benih batang bawah, yaitu: (1) Penyemaian benih dilakukan dalam bak persemaian atau bedengan, (2) Media persemaian merupakan campuran pupuk kandang dan pasir yang telah diayak dengan perbandingan  (1:1), (3) Media persemaian sudah disuci-hamakan baik secara kimia maupun fisik dan belum pernah ditanami jeruk, (4) Persemaian diberi naungan plastik yang dapat dibuka dan ditutup, (5) Setelah benih ditanam dipersemaian, disiram setiap hari agar tidak kering, (6) Pemupukan dengan NPK diberikan dengan takaran 2 gr/liter air disiramkan merata, (7) Lakukan pengendalian jika terdapat serangan hama/penyakit, (8) Setelah batang bawah berumur 6 bulan sudah dapat disambung atau diokulasi.
Syarat-syarat tanaman batang atas yaitu: (1) Berproduksi tinggi/berbuah banyak, (2) Bentuk buah baik/sempurna dan rasanya enak, (3) Tahan terhadap hama dan penyakit, (4) Digemari oleh banyak orang karena mempunyai sifat-sifat unggul, (5) Ranting/cabang yang baik berbentuk bulat dan siledris.

III. MATERI DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan pelaksanaan Praktek Lapang tentang Perbanyakan Tanaman Jeruk (citrus sp.) secara vegetatif dengan teknik okulasi dilaksanakan pada tanggal 30 April 2012 sampai tanggal 02 Juli 2012 bertempat di Balai Benih Induk Hortikultura Jl. Kaharuddin Nasution Pekanbaru.

3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktek perbanyakan tanaman jeruk (citrus sp.) secara vegetatif dengan teknik okulasi antara lain: pisau okulasi, cangkul, sarung tangan, sepatu boot, plastik pembungkus dan tali. Bahan yang digunakan adalah bibit jeruk untuk batang bawah, dan batang  atas (entres).

3.3 Metode dan Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan yang dilakukan dalam Perbanyakan Tanaman Jeruk (citrus sp.) Secara Vegetatif dengan Teknik Okulasi sebagai  berikut :
a. Persiapan batang bawah
Batang bawah yang digunakan adalah jenis jeruk JC (Javanese citrus), dan mempunyai ciri: (1) perakaran yang kuat dan dalam serta tahan terhadap penyakit akar dan batang, (2) Pertumbuhan kuat dan sehat serta dapat tumbuh serasi dengan batang atas, (3) Toleran terhadap penyakit virus Tristeza, (4) Buah dan biji banyak. 
b. Pengambilan mata tunas
        Batang atas yang digunakan adalah jeruk manis dan diambil dari rumah pembimbing praktek lapang di perumahan pandau. Mata tunas di ambil dari ranting yang tidak menunjukkan gejala-gejala menguning, tidak terlalu muda dan tidak pula terlalu tua. Pengambilan ranting untuk mata tunas tersebut sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena ranting tersebut masih dalam keadaan segar (Pracaya, 2004).



3.4  Penyisipan Mata Tunas
Keberhasilan dari okulasi adalah pada saat menyisipkan mata tunas. Penyisipan atau penempelan mata tunas jangan sampai terkena kotoran, karena dapat mengganggu menyatunya penempelan. Mencegah berkembangnya cendawan perlu dilakukan beberapa perlakuan, yakni: (1) Setelah ranting mata temple diambil dari pohon induk, (2) Untuk menghindari penguapan yang berlebihan, (3) daun pada mata temple perlu dibuang (Prahasta dan arief, 2009). 

3.5 Pengikatan Tempelan
Tempelan diikat menggunakan plastik yang telah diiris. Ukuran dari plastik yang digunakan umumnya panjang 20 cm dan lebar 1 cm. Pengikatan tempelan dilakukan dari bawah ke atas atau sering disebut dengan sistem genting. Pengikatan perlu diperhatikan yaitu bagian mata tempel jangan terlalu keras sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada mata temple (Rahardja, 2004).

3.6 Pembukaan Ikatan
Menurut Pracaya (2004). Setelah tiga minggu dari waktu pengikatan berhasil atau tidaknya  okulasi plastik pengikat sudah bisa dibuka. Okulasi dikatakan berhasil apabila mata tempelan masih berwarna hijau segar dan melekat dengan batang pokok, dan okulasi dikatakan gagal apabila mata tempel menjadi coklat kehitaman.

3.7 Pemotongan Batang Pokok
Menurut Rahardja (2007). Perlakuan dan pemeliharaan selanjutnya setelah ditempel adalah sebagai berikut: (1) Setelah tempelan berhasil, batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempat penempelan disayat ± 2/3 bagian, kemudian dipatahkan sehingga terkulai (rebah), (2) Dengan cara demikian tunas akan cepat tumbuh dari mata temple dan enam bulan setelah ditempel sudah dapat dipindahkan ke dalam keranjang atau 9 bulan sesudah ditempel sudah dapat menjadi bibit berupa stump, (3) Tunas-tunas yang tumbuh dibawah tempelan pada batang bawah dibuang, sehingga tunas dari mata tempel  dapat tumbuh dengan leluasa, (4) Tunas dari  mata tempel dibiarkan tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang sampai ketinggian ± 60 cm
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PRAKTEK LAPANG

4.1 Keadaan Wilayah Praktek Lapang
Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura terletak di Jl. Kaharudin Nasution km 10 Perhentian Marpoyan, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya. BBI Hortikultura memiliki luas lahan 36,5 ha, yang ditanami dengan berbagai macam tanaman hortikultura dan ditangani oleh pegawai dan karyawan yang ahli dibidangnya.
BBI Hortikultura Pekanbaru yang dibawah naungan Dinas Tanaman Pangan Provisi Riau berdiri sekitar tahun 1963 yang merupakan tempat Pembibitan tanaman hortikultura, seperti tanaman Rambutan, Durian, Mangga, Jeruk, Manggis, dan tanaman hortikultura baik secara vegetatif maupun menggunakan teknologi kultur jaringan.
BBI Hortikultura memiliki fasilitas kebun koleksi tanaman antara lain:
1.      Kebun koleksi rambutan varietas Binjai, Nona,Rapiah dan Aceh.
2.      Kebun koleksi durian varietas unggul seperti Monthong.
3.      Semua kebun koleksi tersebut digunakan sebagai pohon induk dalam perbanyakan vegetatif secara konvensional.
4.2. Struktur Organisasi BBI Hortikultura Pekanbaru
            Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau nomor 11 tahun 2011, pasal 27 menyebutkan bahwa Balai Benih Induk Tanaman Pangan Hortikultura Pekanbaru merupakan unit pelaksanaan teknis dari Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pekerjaan dan kegiatan uji coba serta pengembangan benih unggul tanaman pangan dan hortikultura di daerah.
Berdasarkan pelaksanaan tugas dan fungsinya, Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura mempunyai susunan organisasi sebagai berikut:
1.    Pemimpin :  Muhaji, SP
Tugas : Mengkoordinir secara keseluruhan kegiatan pegawai  yang  ada di Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Pekanbaru.
2.    KTU : Ir. Sugito
Tugas : Sebagai pembantu pimpinan sewaktu tidak berada di tempat.
3.    Laporan Kegiatan Keuangan : Siti Rosmanidar, SP
Tugas : Mengatur dalam segala biaya baik uang masuk dan uang keluar.
4.    Administrasi Kepegawaian :
- Sadiman : Sebagai absensi  pegawai dan siswa/mahasiswa.
- Abd. Rahman : Piket jaga malam
- Syamsidar : Petugas kebesihan kantor
5.    Sarana dan prasarana :
- Joko Prayitno, SP.
Tugas : Memenuhi segala jenis  alat–alat yang diperlukan untuk keseharian di Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Pekanbaru.
6.    Pengembangan outlet :
- Koordinator : Panahatan Malik
-Anggota : Nartiah dan hamidah
Tugas : Merawat bibit yang telah masuk kedalam sorum yang akan akan di jual.
7.    Pengembangan bibit :
-Koordinator : H. Narsim
-Anggota : Asri, Supano, Khadijah dan Kartini
Tugas : Menangani bagian Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan, baik batang atas maupun batang bawah.
8.    Pemeliharaan BF  (Blok Fondasi) dan BPMT (Blok Pengadaan Mata Temple)
-Koordinator : Sugito
-Anggota : Rubiah dan Afrizal
Tugas : Merawat pohon induk supaya tidak terserang hama penyakit untuk diambil entres dan buahnya khusus tanaman Jeruk
9.    Pengembangan Sumber daya manusia (SDM)/Tanaman Pangan
-Koordinator : Joko Prayitno, SP.
-Angota : Boston dan umar
Tugas :  Merawat dan mengawasi khusus tanaman padi untuk menciptakan benih padi unggul.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates