I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jeruk
(Citrus sp.) merupakan salah satu buah unggulan nasional. Komoditas ini
memegang peran strategis dalam perdagangan produk pertanian khususnya
buah-buahan di Indonesia.
Peranan jeruk sebagai tanaman Holtikultura semakin hari semakin terasa
pentingnya bagi petani, karena nilainya ekonomis. Selain itu jeruk juga
merupakan bahan pelengkap utama dalam menunjang gizi keluarga sehari-hari
karena jeruk banyak mengandung vitamin C. Setiap 100 g jeruk mengandung energi
28.00 kal, protein 0,5 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 7,20 g, dan vitamin C
500-1.000 g (Prahasta dan Arief, 2009).
Indonesia
memiliki luas perkebunan jeruk
seluas 44641 Ha dan Riau khususnya memiliki luas perkebunan jeruk
seluas 1829 Ha. Pemenuhan kebutuhan jeruk dalam jumlah yang besar membutuhkan
pengembangan teknologi produksi yang optimal. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk memenuhi kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan produksi
tanaman jeruk antara lain: tersedianya bibit unggul, pemilihan lokasi lahan,
persiapan lahan, sanitasi jalan, pemangkasan, pengairan, pemupukan,
pengendalian organisme penggaggu tanaman dan pemanenan (Prahasta dan Arief,
2009).
1.2 Tujuan Praktek Lapang
Praktek
Lapangan ini bertujuan untuk mempelajari teknik perbanyakan tanaman Jeruk
dengan cara okulasi.
1.3 Manfaat Praktek Lapang
- Sebagai pengalaman kerja tentang sistem perbanyakan tanaman Jeruk secara okulasi.
- Memberikan wawasan informasi kepada pembaca tentang perbanyakan tanaman Jeruk dengan cara vegetatif (okulasi).
- pengembangan ilmu pada kondisi yang sesungguhnya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Tanaman Jeruk (Citrus sp.)
2.1.1 Taksonomi
Tanaman jeruk mempunyai nama botani Citrus
sp. Tanaman ini, jika
diklasifikasikan termasuk kelas tanaman biji berkeping dua. Klasifikasi tanaman
jeruk adalah sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
2.1.2 Akar
Ujung akar selalu terdiri dari
sel-sel muda yang senantiasa membelah dan merupakan titik tumbuh akar jeruk.
Keadaan sel akar ini sangat lembut, sehingga mudah sekali rusak kalau menembus
tanah yang keras dan padat. Ujung akar terlindungi oleh tudung akar (calyptra),
yang bagian luarnya berlendir, sehingga ujung akar mudah menembus tanah. Bagian
luar tudung akar ini cepat rusak (aus), tetapi di dalamnya selalu ditumbuhi
oleh sel-sel baru lagi. Di belakang titik tumbuh, sel-sel terbagi-bagi di bagian
luarnya yang akan menjadi kulit luar. Tepat dibawah kulit luar ada kulit
pertama dan ditengah-tengahnya merupakan pusat yang disebut empulur. Epidermis
(kulit luar) terdiri dari susunan sel-sel dan di antara sel-sel itu tidak
terdapat celah-celah, sebab sel-sel ini saling berhimpit (Suhaeni, 2008).
2.1.3 Batang
Batang
tanaman jeruk mempunyai bermacam-macam warna, tergantung jenisnya. Ada yang berwarna hitam
kecoklatan, tetapi ada juga yang percabangan dan rantingnya berwarna putih
kehijauan. Semua jenis jeruk batangnya banyak ditumbuhi mata tunas. Kulit
batangnya ada yang terlihat agak kasar dan berduri. Tetapi, ada juga yang
permukaan kulitnya halus. Tinggi batang mencapai 5-15 meter (Suhaeni, 2008).
2.1.4 Daun
Daun
jeruk berwarna hijau tua dan terkesan tebal. Jika diremas akan mengeluarkan
aroma harum sesuai jenis jeruknya. Daun jeruk terdiri atas dua bagian, yaitu
lembaran daun besar dan kecil. Lembaran daun kecil terletak dekat dengan
tangkai daun. Tetapi ada juga daun yang tidak mempunyai lembaran kecil. Tulang
daunnya berbentuk menyirip beraturan, tetapi ada juga berselang-seling seperti
citrus sinensis dan citrus paradisi. Bentuk fisik daun oval, meruncing, tetapi
ada juga yang oval tumpul (Suhaeni, 2008).
2.1.5 Bunga
Tanaman
jeruk pada umumnya bisa berbunga setiap waktu. Frekuensinya bisa mencapai 3-4
kali dalam setahun. Bunga tanaman jeruk kebanyakan berbentuk majemuk dalam satu
tangkai dan setiap kuntum bunga berkelamin dua jenis. Bunga muncul dari
ketiak-ketiak daun atau pucuk-pucuk ranting masih muda. Bunga jeruk biasanya
berbau harum karena banyak mengandung nectar (madu) (Suhaeni, 2008).
2.1.6 Buah
Buah
jeruk ada yang berbentuk bulat, oval, dan lonjong sedikit memanjang. Kulit buah
ada yang tebal dan ulet, tetapi ada juga yang tipis dan mudah dikupas. Buah
jeruk banyak mengandung vitamin C dan A. Selain itu buah jeruk juga merupakan
bahan pelengkap utama dalam menunjang gizi keluarga sehari-hari (Suhaeni, 2008).
2.2 Syarat Tumbuh
Jeruk tidak menuntut lingkungan yang spesifik karena dapat tumbuh
pada berbagai macam tanah, dataran tinggi maupun dataran rendah, bahkan pada
kondisi tanah yang kering. Pohon jeruk termasuk pohon yang mudah tumbuh. Pohon
ini dapat tumbuh di sembarang tempat, baik di tanah yang gembur, tanah berpasir
maupun tempat pembuangan sampah. Tanah dengan tekstur berat atau grumosol masih
dapat ditanami jeruk asalkan pengolahan tanah dilakukan secara baik. Selain
pemilihan tempat tumbuh yang tepat, upaya memberikan pemupukan dengan dosis
yang tepat, pengairan yang tepat, dan pembasmian hama serta penyakit yang menyarang pohon
lain, merupakan cara untuk menghasilkan produksi yang optimal (Prahasta, 2009).
2.3 Jenis-jenis Tanaman Jeruk (Citrus sp.)
2.3.1 Jeruk Besar
Jeruk
besar berasal dari daerah kepulauan Polynesia
sampai semenanjung Malaka. Jeruk besar dapat tumbuh dengan baik di antara rendah
hingga ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Jenis jeruk ini lebih
menyukai daerah yang permukaan air tanahnya dalam dan tidak tergenang air.
Pohon
jeruk besar relatif tinggi, yakni antara 6-12 meter. Batangnya yang masih muda
berduri, tetapi setelah tua duri-durinya menjadi lapuk. Jeruk besar mempunyai
bunga majemuk yang terletak pada ujung cabang, berbau harum, Daun pelindung
agak besar, kelopak daun berbentuk cawan dan bulat. Tajuk bunganya ada 5-6
lembar, benang sarinya berjumlah sekitar 20. Buah jeruk besar sesuai namanya,
daging buahnya sedikit mengandung air, bewarna merah muda, rasanya manis tetapi
ada juga yang asam.
Setiap
pohon jeruk besar dapat menghasilkan buah sebanyak 200 buah dalam satu musim.
Waktu pembentukan bunga sampai buah masak membutuhkan waktu sekitar 7-8 bulan
(Suhaeni, 2008).
2.3.2 Jeruk
Nipis
Jeruk
nipis berasal dari Indonesia.
Jeruk nipis dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 800
meter di atas permukaan laut dengan pH 5,5-6. Ketinggian jeruk nipis berkisar
antara 1,5-5 meter. Ranting-rantingnya berduri pendek, kaku, dan tajam. Daun
selang-seling, berbentuk jorong sampai bundar, dan berukuran (4-8)cm x (2-5)cm.
Pinggiran daunnya bergerigi kecil dan tangkai daunnya bersayap sempit. Bunga
jeruk nipis berbentuk tandan pendek, berada diketiak daun pada pucuk yang baru
merekah. Jumlah bunga pertandan sekitar 1-10 kuntum. (Sarwono, 2001).
2.3.3 Jeruk Siam
Batang
jeruk siam pada umum nya
mempunyai tinggi antara 2,5-3 m. Kebanyakan jeruk siam memiliki bentuk daun yang bisa
dibedakan dari jeruk lainnya. Bentuk daunnya oval dan berukuran sedikit lebih
besar dari jeruk besar. Ukuran daunnya sekitar 7,8 cm x 3,9 cm dan memiliki
sayap daun kecil yang berukuran sekitar 0,8 cm x 0,2 cm. Ujung daunnya sedikit
berbelah sedangkan bagian pangkalnya meruncing.
Jeruk
siam
mempunyai ciri khas: kulit buahnya tipis (sekitar 2 mm), permukaannya halus,
licin, mengilap, dan menempel lekat pada daging buahnya. Terpenting dari semua
itu adalah daging buahnya lunak dengan rasa manis dan harum (Pracaya, 2004).
2.3.4 Jeruk Manis
Pohon
jeruk manis bisa mencapai ketinggian 6-10 m. Mempunyai duri yang kuat, ranting
yang muda bersudut dan biasanya berduri, bercabang rendah, tajuk pohon bulat
dan kerimbunannya sedang. Pada mulanya cabang muda pipih bersudut, warna hijau
tua, suram dan tidak begitu mengilat, halus tidak berbulu. Sesudah tua cabang
berubah bentuk menjadi bulat (silindris) dengan retak-retak halus yang
kadang-kadang mempunyai duri panjang warna hijau tua yang terletak didalam
sudut tangkai daun (ketiak).
Pohon
jeruk mempunyai akar tunggang (bercabang besar, panjang), akar serabut
(bercabang pendek kecil), dan mempunyai beberapa akar serabut. Akar tunggang
bila mencapai tanah keras atau tanah yang terendam air akan berhenti. Namun,
bila tanahnya gembur bisa mencapai 4 m. Makin banyak unsur hara didalam tanah,
akar lebih bebas menembus tanah. Akar cabang yang mendatar bisa mencapai 6-7 m.
Daun
berbentuk bulat telur (elips), panjangnya lebih kurang 5-15 cm dan lebar 2-8 cm.
ujungnya sedikit meruncing, sedikit tumpul dan biasanya sedikit berlekuk.
Bagian tepi daun kadang-kadang bergerigi halus, tidak berbulu pada
permukaannya. Daun bagian atas berwarna hijau tua mengilat dengan titik-titik
kuning muda, sedangkan permukaan bagian bawah berwarna hijau muda sampai hijau
kekuningan kusam dengan titik-titik hijau tua. Daun jeruk apabila dimemarkan
akan mengeluarkan bau harum cirri khas jeruk. Tulang daun bagian tengah bila
dilihat dari bawah berwarna hijau muda, mempunyai cabang berjumlah 7-15 pasang.
Tangkai daun pendek, setengah bulat, bagian bawah berwarna hijau muda (hijau kekuningan),
bagian atas datar dengan alur, berwarna hijau tua, mempunyai sayap daun yang bentuknya
bulat telur terbalik memenjang, panjang 0,5-3,5 cm dan 0,2-1,5 cm.
Bunga tumbuh pada pada ketiak daun, tunggal atau dalam
rangkaian. Berbau sangat harum, bila membuka penuh garis tengahnya 2-3 cm,
kelopak berbentuk mangkuk bergaris tengah 0,4-0,5 cm tegar. Dari luar berwarna
putih hijau kekuningan atau putih kekuningan dengan binti-bintik kelejer kuning
muda, dari dalam warna putih. Mahkota bunga biasanya berjumlah 5 helai,
warnanya putih atau putih kekuningan, berbentuk bulat telur, memenjang, bagian
tengah menyempit dan ujungnya tumpul atau meruncing, tidak berbulu atau berbulu
pendek, dari luar kelihatan dan bintik-bintik kuning muda yang tersebar,
panjang mahkota 1-2 cm dan lebar 0,5-0.7 cm.
Benang
sari berjumlah 20-30 buah , tangkai benang sari warna putih tidak berbulu.
Bagian yang lepas panjangnya lebih kurang 0,7-1 cm. Kepala benang sari
memanjang (2 buah), berwarna kuning belerang. Bakal buah berbentuk bulat,
berwarna hijau kekuningan mengilat , tidak berbulu, berbintik hijau bergaris
tengah 2-2,5 mm. tangkai putik panjang, berwarna putih kehijauan, tidak
berbulu. Kepala putik berbentuk bulat , berwarna kekuningan, dan putik cepat
gugur.
Buah
jeruk manis berukuran besar , tangkainya kuat bentuk buah bulat, bulat lonjong,
atau bulat rata dengan bagian dasar bulat, ujungnya bulat atau papak,
berdiameter 4-12 cm . Buah yang telah masak berwarna oranye, kuning, atau hijau
kekuningan berbau sedikit harum, agak
halus, tidak berbulu , kusam, dan sedikit mengilat. Ketebalan kulit buah
0,3-0.5 cm, dari tepi berwarna kuning atau oranye tua dan makin ke dalam
berwarna putih kekuningan sampai putih, berdaging, dan kuat melakat pada
dinding buah. Jumlah segmen 8-13 buah mengelilingi sumbu yang kuat. Kelopak
buah berbentuk seperti bintang dengan 3-6 segmen berbentuk segitiga, berdiameter
1-1,5 cm. Biji buah jeruk manis sangat bervariasi jumlahnya dari tidak berbiji
sampai berbiji banyak. Warna biji putih atau putih keabuan. Biji berbentuk bulat telur, yang satu
berujung tumpul dan ujung lainnya lebih lebar. Biji bersifat poliembrional,
embrio berwarna putih (Pracaya, 2004).
2.4 Perbanyakan Vegetatif
2.4.1 Perbanyakan Secara Okulasi
Okulasi
adalah penempelan mata tunas tanaman lain kepada batang muda dan dari varietas
yang sama, atau antara varietas dalam spesies. Dengan okulasi sifat-sifat baik
dari kedua tanaman (batang bawah dan mata tunas dari batang lain disatukan).
Perbanyakan secara okulasi ini perlu dipersiapkan batang bawah
(onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan
luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap
penyakit virus, busuk akar dan nematode (Rahardja, 2004).
Syarat-syarat
tanaman batang bawah, yaitu: (1) Mempunyai pertumbuhan yang baik dan perakaran
yang kuat, (2) Tahan terhadap kekurangan dan kelebihan air, (3) Berasal dari
tanaman yang subur serta tahan terhadap penyakit sehingga dapat hidup bersama (compatible), (4) jenis Jeruk ini
mempunyai beberapa keunggulan yaitu penyebaran akar dalam tanah cukup luas,
baik secara lateral maupun vertical, (5) Mempunyai daya tahan yang tinggi
terhadap kekeringan.
Penyemaian
dan pemeliharaan benih batang bawah, yaitu: (1) Penyemaian benih dilakukan dalam
bak persemaian atau bedengan, (2) Media persemaian merupakan campuran pupuk
kandang dan pasir yang telah diayak dengan perbandingan (1:1), (3) Media persemaian sudah
disuci-hamakan baik secara kimia maupun fisik dan belum pernah ditanami jeruk,
(4) Persemaian diberi naungan plastik yang dapat dibuka dan ditutup, (5)
Setelah benih ditanam dipersemaian, disiram setiap hari agar tidak kering, (6)
Pemupukan dengan NPK diberikan dengan takaran 2 gr/liter air disiramkan merata,
(7) Lakukan pengendalian jika terdapat serangan hama/penyakit, (8) Setelah
batang bawah berumur 6 bulan sudah dapat disambung atau diokulasi.
Syarat-syarat
tanaman batang atas yaitu: (1) Berproduksi tinggi/berbuah banyak, (2) Bentuk
buah baik/sempurna dan rasanya enak, (3) Tahan terhadap hama dan penyakit, (4) Digemari oleh banyak
orang karena mempunyai sifat-sifat unggul, (5) Ranting/cabang yang baik
berbentuk bulat dan siledris.
III. MATERI DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan
pelaksanaan Praktek Lapang tentang Perbanyakan Tanaman Jeruk (citrus sp.) secara
vegetatif dengan teknik okulasi dilaksanakan pada tanggal 30 April 2012
sampai tanggal 02 Juli 2012 bertempat di Balai Benih Induk Hortikultura Jl. Kaharuddin
Nasution Pekanbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam pelaksanaan praktek perbanyakan
tanaman jeruk (citrus sp.) secara
vegetatif dengan teknik okulasi antara lain: pisau okulasi, cangkul, sarung tangan, sepatu boot, plastik
pembungkus dan tali. Bahan yang digunakan adalah bibit jeruk untuk
batang bawah, dan batang
atas (entres).
3.3 Metode dan Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan
yang dilakukan dalam Perbanyakan Tanaman Jeruk (citrus sp.) Secara Vegetatif dengan Teknik Okulasi sebagai berikut :
a. Persiapan batang bawah
Batang bawah yang digunakan adalah jenis jeruk JC (Javanese citrus), dan mempunyai ciri:
(1) perakaran yang kuat dan dalam serta tahan terhadap penyakit akar dan
batang, (2) Pertumbuhan kuat dan sehat serta dapat tumbuh serasi dengan batang
atas, (3) Toleran terhadap penyakit virus Tristeza, (4) Buah dan biji
banyak.
b.
Pengambilan mata tunas
Batang atas yang digunakan adalah jeruk
manis dan diambil dari rumah pembimbing praktek lapang di perumahan pandau.
Mata tunas di ambil dari ranting yang tidak menunjukkan gejala-gejala
menguning, tidak terlalu muda dan tidak pula terlalu tua. Pengambilan ranting
untuk mata tunas tersebut sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena ranting
tersebut masih dalam keadaan segar (Pracaya, 2004).
3.4 Penyisipan
Mata Tunas
Keberhasilan
dari okulasi adalah pada saat menyisipkan mata tunas. Penyisipan atau
penempelan mata tunas jangan sampai terkena kotoran, karena dapat mengganggu
menyatunya penempelan. Mencegah berkembangnya cendawan perlu dilakukan beberapa
perlakuan, yakni: (1) Setelah ranting mata temple diambil dari pohon induk, (2)
Untuk menghindari penguapan yang berlebihan, (3) daun pada mata temple perlu dibuang
(Prahasta dan arief, 2009).
3.5 Pengikatan
Tempelan
Tempelan diikat menggunakan plastik
yang telah diiris. Ukuran dari plastik yang digunakan umumnya panjang 20 cm
dan lebar 1 cm. Pengikatan tempelan dilakukan dari bawah ke atas atau sering
disebut dengan sistem genting. Pengikatan perlu diperhatikan yaitu bagian
mata tempel jangan terlalu keras sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada
mata temple (Rahardja, 2004).
3.6 Pembukaan
Ikatan
Menurut Pracaya (2004). Setelah tiga
minggu dari waktu pengikatan berhasil atau tidaknya okulasi plastik pengikat sudah bisa dibuka.
Okulasi dikatakan berhasil apabila mata tempelan masih berwarna hijau segar
dan melekat dengan batang pokok, dan okulasi dikatakan gagal apabila mata
tempel menjadi coklat kehitaman.
3.7 Pemotongan
Batang Pokok
Menurut Rahardja (2007). Perlakuan dan pemeliharaan
selanjutnya setelah ditempel adalah sebagai berikut: (1) Setelah tempelan
berhasil, batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempat penempelan disayat
± 2/3 bagian, kemudian dipatahkan sehingga terkulai (rebah), (2) Dengan cara
demikian tunas akan cepat tumbuh dari mata temple dan enam bulan setelah
ditempel sudah dapat dipindahkan ke dalam keranjang atau 9 bulan sesudah
ditempel sudah dapat menjadi bibit berupa stump, (3) Tunas-tunas yang tumbuh
dibawah tempelan pada batang bawah dibuang, sehingga tunas dari mata
tempel dapat tumbuh dengan leluasa,
(4) Tunas dari mata tempel dibiarkan
tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang sampai ketinggian ± 60 cm
|
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PRAKTEK LAPANG
4.1 Keadaan
Wilayah Praktek Lapang
Balai Benih Induk (BBI)
Hortikultura terletak di Jl. Kaharudin Nasution km 10 Perhentian Marpoyan,
Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya. BBI Hortikultura memiliki luas
lahan 36,5 ha, yang ditanami dengan berbagai macam tanaman hortikultura dan
ditangani oleh pegawai dan karyawan yang ahli dibidangnya.
BBI Hortikultura Pekanbaru yang
dibawah naungan Dinas Tanaman Pangan Provisi Riau berdiri sekitar tahun 1963
yang merupakan tempat Pembibitan tanaman hortikultura, seperti tanaman
Rambutan, Durian, Mangga, Jeruk, Manggis, dan tanaman hortikultura baik secara
vegetatif maupun menggunakan teknologi kultur jaringan.
BBI Hortikultura memiliki fasilitas kebun koleksi tanaman
antara lain:
1.
Kebun koleksi rambutan
varietas Binjai, Nona,Rapiah dan Aceh.
2.
Kebun koleksi durian
varietas unggul seperti Monthong.
3.
Semua kebun koleksi tersebut
digunakan sebagai pohon induk dalam perbanyakan vegetatif secara konvensional.
4.2. Struktur
Organisasi BBI Hortikultura Pekanbaru
Berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Riau nomor 11 tahun 2011, pasal 27 menyebutkan bahwa
Balai Benih Induk Tanaman Pangan Hortikultura Pekanbaru merupakan unit
pelaksanaan teknis dari Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau yang mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pekerjaan dan kegiatan uji coba serta pengembangan
benih unggul tanaman pangan dan hortikultura di daerah.
Berdasarkan pelaksanaan tugas dan
fungsinya, Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura mempunyai susunan organisasi
sebagai berikut:
1. Pemimpin
: Muhaji, SP
Tugas : Mengkoordinir secara keseluruhan kegiatan pegawai yang ada di Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Pekanbaru.
Tugas : Mengkoordinir secara keseluruhan kegiatan pegawai yang ada di Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Pekanbaru.
2. KTU
: Ir. Sugito
Tugas : Sebagai pembantu pimpinan sewaktu tidak berada di tempat.
Tugas : Sebagai pembantu pimpinan sewaktu tidak berada di tempat.
3. Laporan
Kegiatan Keuangan : Siti Rosmanidar, SP
Tugas : Mengatur dalam segala biaya baik uang masuk dan uang keluar.
Tugas : Mengatur dalam segala biaya baik uang masuk dan uang keluar.
4. Administrasi
Kepegawaian :
- Sadiman : Sebagai absensi pegawai dan siswa/mahasiswa.
- Abd. Rahman : Piket jaga malam
- Syamsidar : Petugas kebesihan kantor
- Sadiman : Sebagai absensi pegawai dan siswa/mahasiswa.
- Abd. Rahman : Piket jaga malam
- Syamsidar : Petugas kebesihan kantor
5. Sarana
dan prasarana :
- Joko Prayitno, SP.
Tugas : Memenuhi segala jenis alat–alat yang diperlukan untuk keseharian di Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Pekanbaru.
- Joko Prayitno, SP.
Tugas : Memenuhi segala jenis alat–alat yang diperlukan untuk keseharian di Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Pekanbaru.
6. Pengembangan
outlet :
- Koordinator : Panahatan Malik
-Anggota : Nartiah dan hamidah
Tugas : Merawat bibit yang telah masuk kedalam sorum yang akan akan di jual.
- Koordinator : Panahatan Malik
-Anggota : Nartiah dan hamidah
Tugas : Merawat bibit yang telah masuk kedalam sorum yang akan akan di jual.
7. Pengembangan
bibit :
-Koordinator : H. Narsim
-Anggota : Asri, Supano, Khadijah dan Kartini
Tugas : Menangani bagian Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan, baik batang atas maupun batang bawah.
-Koordinator : H. Narsim
-Anggota : Asri, Supano, Khadijah dan Kartini
Tugas : Menangani bagian Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan, baik batang atas maupun batang bawah.
8. Pemeliharaan
BF (Blok Fondasi) dan BPMT (Blok
Pengadaan Mata Temple)
-Koordinator : Sugito
-Anggota : Rubiah dan Afrizal
Tugas : Merawat pohon induk supaya tidak terserang hama penyakit untuk diambil entres dan buahnya khusus tanaman Jeruk
-Koordinator : Sugito
-Anggota : Rubiah dan Afrizal
Tugas : Merawat pohon induk supaya tidak terserang hama penyakit untuk diambil entres dan buahnya khusus tanaman Jeruk
9. Pengembangan
Sumber daya manusia (SDM)/Tanaman Pangan
-Koordinator : Joko Prayitno, SP.
-Angota : Boston dan umar
Tugas : Merawat dan mengawasi khusus tanaman padi untuk menciptakan benih padi unggul.
-Koordinator : Joko Prayitno, SP.
-Angota : Boston dan umar
Tugas : Merawat dan mengawasi khusus tanaman padi untuk menciptakan benih padi unggul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar