1.
Definisi Jagung
Menurut Prambudi (2008:01)
jagung yang masuk pada Ordo Poales, Family Poaceae, dan Genus Zea merupakan
salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi.
Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga
menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah
di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung
sebagai pangan pokok.
2. Manfaat Jagung
2. Manfaat Jagung
Menurut Lutfi (2009:03) selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa,
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah
direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
3.
Ciri-ciri tanaman Jagung
Menurut Astuti (2008:02) tinggi
tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian
antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman
biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya
jagung tidak memiliki kemampuan ini.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman
yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah
yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang.
Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada
daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jagung memiliki
bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae,
yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae
(tunggal: gluma).
4. Kandungan Gizi Pada Jagung
Menurut
Lutfi (2009:03) biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada
endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan
amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi
lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu
memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda.
5. Daerah asal Jagung
Menurut Lutfi (2009:03) berdasarkan
bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung
adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan
di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika
Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan
di selatan Peru pada 4000 tahun yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa
jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari
teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses
domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh penduduk asli
setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana.
Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam
genusZea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi
menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat
hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 varietas jagung, baik ras
lokal maupun kultivar.
B.Kotoran
Ayam
1. Definisi kotoran ayam
Menurut Ali (1991:394) kotoran ayam merupakan kotoran yang
di keluarkan oleh ayam sebagai proses makanan yang disertai urine dan sisa-sisa
makanan lainya.
2.Manfaat Kotoran Ayam
Menurut Widodo (2008:05) kotoran ayam atau bahan organik
merupakan sumber nitrogen tanah yang utama, serta berperan cukup besar dalam
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah serta lingkungan. Di dalam
tanah, pupuk organik akan dirombak oleh organisme menjadi humus atau bahan organik
tanah.
Bahan organik berfungsi sebagai “pengikat”
butiran primer tanah menjadi butiran sekunder dalam pembentukan agregat yang
mantap. Keadaan ini berpengaruh besar pada porositas, penyimpanan dan
penyediaan air serta aerasi dan temperatur tanah. Bahan organik dengan C/N
tinggi seperti jerami dan sekam memberikan pengaruh yang lebih besar pada
perubahan sifat-sifat fisik tanah dibanding bahan organik yang telah
terdekomposisi seperti kompos.
Meskipun mengandung unsur hara yang
rendah, kotoran ayam penting dalam:
- (1) menyediakan hara makro dan
mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si,
- (2) meningkatkan kapasitas tukar
kation (KTK) tanah, serta
-(3)
dapat bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks, sehingga ion
logam yang meracuni tanaman atau menghambat penyediaan hara seperti Al, Fe dan
Mn dapat dikurangi.
3. Kandungan Kotoran Ayam
Menurut Haesono (2009:01) kandungan kotoran ayam adalah
sebagai berikut: 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29 % K2O. Maka dalam 1000 kg (1 ton)
kompos akan setara dengan 62 kg Urea, 14.44 kg SP 36, dan 38.17 kg MOP. Cara
menghitungnya sebagai berikut:
Hara N = (%N Kompos x 1000 kg)/%N Urea = (2.79% x 1000 kg)/45% = 62 kg
Hara P = (%P2O5 kompos x 1000 kg)/%P2O5 SP-36 = (0.52% x 1000 kg)/36% = 14.44 kg
Hara K=(%K2O kompos x 1000 kg)/%K2O MPO = (2.29% x 1000 kg)/60% = 38.17 kg
Hara N = (%N Kompos x 1000 kg)/%N Urea = (2.79% x 1000 kg)/45% = 62 kg
Hara P = (%P2O5 kompos x 1000 kg)/%P2O5 SP-36 = (0.52% x 1000 kg)/36% = 14.44 kg
Hara K=(%K2O kompos x 1000 kg)/%K2O MPO = (2.29% x 1000 kg)/60% = 38.17 kg
3. Hubungan antara kotoran ayam dengan pertumbuhan jagung
Menurut Harsono (2009:02) kotoran ayam dapat digunakan
sebagai pupuk organik untuk berbagai komoditas tanaman.salah satunya adalah
tanaman jagung karena dapat merangsang pertumbuhan tanaman jagung serta
menambah kesuburan tanah yang akan berdampak pada kesuburan tanaman itu
sendiri.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus